Wednesday, December 9, 2009

Kita selalu bertanya dan Quran sudah menjawabnya

Kita bertanya : Kenapa aku diuji ?

Quran menjawab:
“Apakah manusia itu dibiarkan saja mengatakan , “Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji ? dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta ." (Surah al- Ankabut, ayat 2-3)


Kita bertanya : Kenapa aku tidak dapat apa yang aku idam-idamkan ?

Quran menjawab,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatau, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah al-Baqarah, ayat 216)


Kita bertanya : Kenapa ujian seberat ini ?

Quran menjawab,
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(Surah al-Baqarah, ayat 286)


Kita bertanya : Kenapa mesti frust ?

Quran menjawab,
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah al-Imran, ayat 139)


Kita bertanya : Bagaimana harus aku menghadapinya ?

Quran menjawab,
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang, dan sesungguhnya sembahyang itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”(Surah al-Baqarah ayat 45)


Kita bertanya : Kepada siapa aku berharap?

Quran menjawab.
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripadaNya.Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” (Surah at-Taubah, ayat 129)


Kita bertanya: Apa yang aku dapat dari semua ujian ini?

Quran menjawab,
“Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.” (Surah at-Taubah, ayat 111)


Kita berkata : Aku tak tahan!!!

Quran menjawab,
“. .dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah.Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (Surah Yusuf, ayat 87)


Kita berkata: Sampai bila aku merana begini ?

Quran menjawab,
“Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Surah al-Insyirah, ayat 5-6)


Sudah.. Jangan mengeluh.. Jom baca Quran..

Read more...

Tuesday, December 8, 2009

Cinta dan Keinginan Memiliki

”Sekarang saya baru sedar, ternyata 'cinta' dan 'keinginan untuk memiliki' adalah dua hal yang berbeda." (dikutip dari Film AAC)


Keinginan Memiliki


Dua hal ini sering sekali kita jumpai dalam kehidupan kita. Bahkan menjadi bagian dalam diri kita terlepas disadari atau tidak. Kita sudah menjadi bagian dengan kata-kata di atas. Sekarang coba kita cermati makna dua kata antara ”memiliki dan Cinta”. Ketika seseorang mencintai sesuatu, tentunya ada rasa ingin memiliki sesuatu itu. Entah itu dengan cara paksa ataupun tidak. Kita akan menempuh cara apapun untuk mendapatkan sesuatu itu. Kita rela berkorban asal sesuatu itu kita peroleh. Kemudian hal yang lebih mengenaskan lagi kita mau melakukan hal-hal diluar logika, seperti hal nya meminta ke paranormal atau dukun. Kita mau mengeluarkan berapapun kocek kita untuk sesuatu yang kita inginkan. Rasa memiliki yang sangat tinggi itulah yang membuat kita terkadang berfikir diluar logika. Tidak perduli orang tertindas atau tidak. Orang sakit atau tidak. Tersinggung atau tidak. Kita tetap saja maju untuk meraih sesuatu yang ingin kita miliki itu.


Peristiwa seperti ini bukan saja terjadi untuk mencari pasangan hidup akan tetapi untuk meraih jabatan, kekayaan atau kemenangan dan lain sebagainya. Contoh kecilnya adalah keinginan memiliki seseorang yang kita sukai. Padahal belum tentu baik buat kita menurut Allah. Tapi karena nafsu yang lebih banyak berperan di sana, maka kita mau melakukan apa saja untuk mendapatkan seseorang tersebut. Baik lelaki atau perempuan sama –sama memiliki sifat ini. Ketika si gadis menyukai seorang pria yang dicintainya, saking cintanya yang berlebihan, Si gadis mau berbuat apapun untuk mendapatkan panjatan hatinya. Bahkan merusak harga dirinya sendiri demi mendapatkan si lelaki pujaannya. Dia tidak segan-segan mengancam kalau ditolak oleh si lelaki, dan sifat yang lebih krusialnya dia mau membunuh siapapun yang menghalangi hubungannya dengan panjatan hatinya itu. Dia tidak perduli akan perasaan yang di rasa oleh si lelaki yang ingin direbut hatinya. Dia lebih peduli bahwa dia bisa memiliki lelaki itu. Makanya kita pernah mendengar kata-kata seperti ini;


”kau bisa memiliki diriku akan tetapi tidak dengan hatiku”


Meskipun batinnya sakit ketika memiliki seseorang yang dia miliki tidak memberikan hati dan cintanya, terkadang hatinya sudah dibutakan oleh nafsu, dia tidak memperdulikan hal itu lagi. Terpenting dalam hidupnya adalah mendapatkan dan memiliki pujaan hatinya dengan cara apapun. Begitu pula sebaliknya dengan lelaki yang ingin memiliki gadis pujaan hati yang dicintainya. Ia mau membelikan apapun untuk perempuan yang dicintainya. Ketika mengalami penolakan, ia terus mengejar dengan melakukan cara apapun untuk memiliki si perempuan tersebut. Bertepuk sebelah tangan memang, tapi ia akan terus menerus melakukan apapun untuk merebut hati orang yang dincintainya. Bersikap mengancam dan melakukan teror agar perempuan mau menerima cintanya. Terkadang jalan pintas pun dilakukan untuk menundukkan hati perempuan yang dicintainya.


Hal ini tidak saja dalam hal percintaan atau berbicara masalah pasangan hidup, akan tetapi hukum ini juga berlaku pada persaingan pekerjaan. Sikut menyikut akan terjadi demi sebuah jabatan yang diperebutkan, cara-cara yang tidak terpujipun bisa terjadi disini demi memiliki jabatan yang kita inginkan. Kita bisa lihat persaingan yang baru-baru ini marak di negeri ini yakni pemilihan kepala daerah. Demi sebuah kursi kekuasaan, orang-orang mau melakukan apapun untuk memiliki sebuah kemenangan. Kemenangan yang diperoleh dengan cara menekan, menjelekkan satu sama lainnya, bahkan ada juga yang menfitnah.


Saya teringat dengan sms seorang teman yang mengatakan bahwa:


”Tuhan tidak akan mengabulkan apa yang kita inginkan,akan tetapi Tuhan akan mengabulkan apa yang kita butuhkan”.


Kalimat yang sangat menginspirasi menurut saya. Selama ini kita memang memiliki banyak keinginan, akan tetapi kita tidak pernah tahu bahwa segala hal terjadi itupun sesuai dengan kebutuhan kita. Allah maha tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Kalau kita kembalikan lagi dengan kata ”keinginan untuk memiliki” unsur nafsulah yang bersarang disini. Semua berorientasi pada duniawi. Sikap ambisius sangat terlihat pada kata-kata ini. Tidak ada ketawaduan, tidak ada kerendahan hati,sikap angkuh dan sombongpun muncul karena merasa dirilah yang mampu meraih sesuatu, tidak ada sikap menghargai, tidak ada sikap mendahulukan, yang ada hanyalah kepuasan individualis seseorang tanpa memikirkan kondisi orang lain. Orang –orang seperti ini tidak mengakui adanya campur tangan Tuhan terhadap segala sesuatu.



Cinta Sesungguhnya


Berbeda dengan cinta. Kenapa saya menambahkan cinta yang sesungguhnya, karena cinta itu lebih berpegang kepada Sang pemilik-NYA dalam melakukan apapun. Kita tidak akan egois, berfikir seribu kali untuk menyisakan sembilu di relung hati orang lain. Kita akan menghargai orang lain. Kita akan bahagia, jika sesorang yang dicintai bahagia. Kita tidak rela melihat orang yang dicintai menderita. Kita tidak mau merusak kebahagian orang lain. Itulah cinta yang bertumpu pada kodratnya. Cinta yang masih berpijak pada Sang Pemilik Cinta Sejati. Cinta yang tidak bersikap individualis. Tapi, cinta yang selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusian.


Ketika kita memakainya di dunia kerja, kita akan bersaing dengan sehat, mengedepankan persahabatan, menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tidak terpuji seperti halnya pergi keparanormal atau dukun untuk memperoleh sebuat jabatan, kekayaan atau pun pasangan hidup.Sikap yang lebih dikedepankan adalah mengasah kualitas diri untuk sesuau yang ingin diraih sambil berdo’a dan terus berusaha. Lalu dengan cinta kita tidak akan mau menyakiti orang yang kita cintai. Memaksakan diri untuk diterima, hal ini tentunya tidak kita lakukan. Kita lebih mengutamakan kebahagian orang yang kita cintai dari pada kebahagiaan kita sendiri.


Meskipun kita tidak memiliknya, paling tidak kita akan merasa senang dan bahagia melihatnya dengan orang yang di cintainya. Sementara itu, ketika kita melihat teman kita yang naik jabatan atau memiliki kekayaan lebih, kita akan ikut berbahagia dengan hal itu sambil berdoa semoga kekayaan dan jabatan yang dimiliki oleh teman kita menjadi safaat buat yang lainnya. Bukan berarti menjadikan kita iri dan ingin mendapatkan apa yang didapatkan oleh teman kita, bahkan berniat lebih dari itu.


Kemudian kita juga tidak terlepas dari takdir hidup masing-masing. Hidup yang telah ditentukan oleh_NYA. Kita tidak akan mampu melanggar ketentuannya setelah kita berusaha berbuat yang terbaik. Kita akan bergantung kepada Maha Pemilik keputusan itu sendiri, karena hanya dialah yang tahu apa yang kita butuhkan. Wallahu alam bisowab

Read more...

Wednesday, December 2, 2009

JADIKAN IA SEBAGAI PENGAJARAN UNTUK KITA SEMUA.......

Sebelum g Mekah, mari kita ambik iktibar dulu yek.. Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara material,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

Ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. "Labaik Allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah".

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, "Ummi undzur ila Ka'bah (Bu, lihatlah Ka'bah)." Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi dia terdiam.

Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.


Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan matanya. Beberapa minit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya.

Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharap rahmatNYA.Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka'bah, kelak. Anak yang soleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan didekat Ka'bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah. Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka'bah.. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.Hasan tak habis fikir, dia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka'bah.

Padahal, setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya selalu normal. Dia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperlakukan ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal kerana kesohlehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang soleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan saksama, kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu menelefonnya. Anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, dia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah.

Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya. "Anda harus berterus-terang kepada saya, karana masalah anda bukan masalah senang," kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian dia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat sebarang khabar dari Sarah...

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat di rumah sakit," cerita Sarah akhirnya. "Oh, bagus...... Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan mulia," potong ulama itu. "Tapi saya mencari wang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram," ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut.. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

"Disana...." sambung Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbuhan wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah. "Astagfirullah. ....." betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah tidak tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting. Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas.

Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi."Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?" tanya ulama terperanjat. "Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap ulama dengan nada tinggi."Lalu apa lagi yang Anda kerjakan? "tanya ulama itu lagi sedikit kesal.

"Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati." "Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia," kata ulama. "Ya, tapi saya memandikan orang mati karana ada kerja sama dengan tukang sihir." "Maksudnya?" tanya ulama tidak mengerti. "Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."

"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam.

Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan." Mendengar pertuturan Sarah yang
datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.

"Cuma itu yang kamu lakukan ?". "Masya Allah.....!! ! Saya tidak dapat bantu anda. Saya angkat tangan".Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi dia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Anda harus memohon ampun kepada Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa Anda."

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mendapat tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya.Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,ternyata khabar duka yang diterima ulama itu... "Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon ustad," ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?". tanya ulama itu.

Hasan pun akhirnya bercerita : Setelah menelefon ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas izin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu berulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah yang menyedari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayat. Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa kerana pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir.

Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya," Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!". . kata orang itu.. Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur menggali lubang dan kemudian mengebumikan ibunya. "Aku minta supaya kau jangan menengok ke belakang, sampai tiba di rumahmu, "pesan lelaki itu. Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu.. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman kerana terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan hilang.

Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama itu, bahawa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

Semoga kisah nyata dari Mesir ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Wang RM50 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. 45 minit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan bola sepak.

Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak ramai yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya. Kita mengirimkan ribuan 'jokes' dan ' surat berantai' melalui e-mail tetapi bila mengirimkan yang berkaitan dengan ibadah seringkali berfikir 2 atau 3 kali.

Read more...

  © Blogger template AutumnFall by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP